KEBIJAKAN MONETER
KASUS SUKU BUNGA
NAMA : WAHYU PRATIWI S W
NIM : F3612077
JUR :
KEUANGAN PERBANKAN (B)
STEP 1 RUMUSAN MASALAH
PROBLEM : Suku bunga tinggi,mengakibatkan daya saing
produk Indonesia lemah
Daya saing
ditentukan banyak factor, meliputi faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal sendiri berkaitan dengan daya saing dan keunggulan komparatif dari Negara lain yang
menjadi pesaing Indonesia. Sebagai contoh , produk Y di Cina yang memiliki
harga sangat murah dengan skala produksi yang besar sangat sulit untuk disaingi
Indonesia. Ada juga faktor Internal yang menentukan daya saing produk, kususnya
yang berkaitan erat degan faktor domestik seperti sumber daya manusia/kerja,
investasi, biaya produksi, dan teknologi. Daya saing produk Idonesia dalam
perdagangan internasional yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
Internal dari dalam negri dapat dikaitkan dengan adanya ekonomi biaya tinggi.
Terdapat beberapa aspek yang menimbulkan high cost economy di Indonesia antara
lain masalah tenaga kerja ,masalah suku bunga pinjaman yang tinggi.
Masalah
birokrasi/politik yang memakan biaya tidak sedikit ,dan masalah infrastruktur.
Sebagaimana diketahui Pasar Tungal Asean akan mulai diberlakukan per 31
Desember 2015 yang artinya, perdagangan produk dan jasa antara negara anggota
Asean sudah terbuka lebar. Siapa yang daya tahannya serta daya saingnya tinggi,
dialah yang bisa bertahan dan siapa yang lemah, dia akan digilas oleh pasar
bebas itu sendiri.‘’Namanya saja pasar bebas, yang menentukan nantinya adalah
pasar dan tidak aka nada lagi intervensi pemerintah. Maka itu daya saing produk
Indonesia harus segera ditingkatkan. Kalau tidak, kita hanya menjadi penoton
saja dan negeri ini menjadi tujuan produk Negara lain”.
MASALAH SUKU BUNGA KREDIT.
Berbeda dengan suku bunga di cina atau Negara lain yang
relative rendah guna menunjang pertumbuhan industri mereka, suku bunga kredit
di Indonesia masih tinggi. Besarnya suku bunga ini berimplikasi pada semakin
tingginya coast of loan yang harus di tanggung
perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan. Suku bunga kredit usaha
rakyat (KUR) yang merukan sumber
pendanaan yang paling potesial bagi sector UKM di Indonesia merupakan suku
bunga kredit rakyat
tertinggi kedua di dunia. Setelah Myanmar . idealnya suku bunga kredit
yang diperuntukan bagi sector pengembangan UKM adalah harus berada pada tingkat
satu digit atau maksimal 10%. Tetapi
kenyataannya , saat ini suu bunga KUR unruk usaha mikro di Indonesia untuk
pinjaman Rp 20 juta ke bawah sbesar 22%. Sementara itu untuk suku bunga KUR
ritel untuk pinjaman Rp 20 juta- Rp 500 juta mencapai 14%. Sedangkan, suku
bunga kredit di Negara ASEAN misal cina dan Thailand hanya berkisar
4-8%. Oleh karena itu, produk-produk industry di Cina dan
Thailand memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk dari
Indonesia. Suku bunga kredit bank komersil di China hanya sebesar 5,31 persen,
sementara Indonesia jauh lebih tinggi yakni sebesar 13,6 persen. Inilah yang
menyebabkan minimnya perkembangan pertumbuhan produksi industri Indonesia yang
hanya 2 persen di tahun 2009 sementara China mencapai 8,1 persen.
PRIORITAS MASALAH :
Tingginya Bunga Bank yang sulit ditekan menjadikan produk
Indonesia sulit menyaingi produk-produk dari ASEAN khususnya Cina.
STEP 2 RUMUSKAN NILAI DALAM MASALAH
Nilai terkandung :
1. Pemerintah
perlu menjaga stabilitas bunga perbankan.
Stabilitas bunga Bank adalah salah satu kebijakan moneter
dari pemerintah . dengan menurunkan tingkat suku bunga pada bank sentral
sehingga suku bunga kredit tidak terlalu tinggi dan dapat menunjang produksi
produk-produk dalam negri sehingga dapat
diekspor keluar negri.
2. Meninjau
kembali kebijakan ekonomi moneter tentang perbankan sekitar penetapan suku
bunga.
3. Memperbaiki
infrastruktur
Pada dasarnya
maslah infrastruktur yang memadai diharapkan dapat mengurangi biaya ekonomi
tinggi. Kondisi infrastruktur (khususnya infrastruktur jalan raya dan pelabuhan
) yang kurang memadai itu dapat mengambat barang ekspor ke luar negeri .
KASUS :
Kasus yang terjadi pada awal-awal tahun 2013 tentang
kenaikan semua bahan-bahan pangan, maupun bahan bakar minyak gas maupun non
gas.
Pedagang-pedagang yang banyak mengimpor barang dari luar
yang dikarenakan lebih murah dan bagus berbeda dengan barang lokal yang terlalu
mahal dan kualitas yang buruk, hal ini disebabkan proses produksi yang terlalu
mahal karena modal atau uang pinjaman yang digunakan untuk produksi dari bank
tersebut memberikan tingkat suku bunga
terlalu tinggi.
STEP 3 FOKUS BATAS MASALAH
LOKASI MASALAH : lokasi masalah ini berada di wilayah
nasional Indonesia .
RENTANG WAKTU ADANYA PROBLEM :
Akhir periode APRIL 2013 .
STEP 4 KEMBANGKAN DATA PENDUKUNG UTNUK LOKASI MASALAH
Prioritas Masalah
Tingginya Bunga Bank yang sulit ditekan menjadikan produk
Indonesia sulit menyaingi produk-produk dari ASEAN khususnya Cina. Dikarenakan
tingginya suku bunga khususnya bunga kredit pada bank yang masih berkisar
antara 14 persen hal ini berbeda dengan Negara-negara ASEAN lainnya seperti
Cina, Singapura, Thailand , dll yang dibawah 10 persen. Padahal tahun 2015
mendatang Indonesia akan menghadapai persaingan global. Apabila tingkat suku
bunga tersebut tidak dapat ditekan akan mengakibatkan Indonesia tidak dapat
bersaing dengan Negara-negara lainnya. Sehingga mengakibatkan turunnya tingkat
produksi produk-produk Indonesia khususnya produk UKM . dan dapat mengakibatkan
tutupnya sektor perusahaan.
Sejauh ini dari 128 bank di Indonesia, tiga diantaranya
dinilai paling dominan dan berpengaruh terhadap penentuan suku bunga kredit
yakni Bank Mandiri, BNI, dan. BRI. Karena Bank tersebut memiliki tingkat suku
bunga yang tinggi disbanding Bank-Bank yang lain. Bank Mandiri kredit korporasi
10 persen, kredit ritel mencapai 12 persen,kredit mikro 22 persen, kredit KPR
10,75 persen, dan NON KPR 12 persen. Bank BNI kredit korporasi 10 persen,
kredit ritel 11,6 persen, kredit mikro 11,6 persen, kredit KPR 10,65 persen,
dan NON KPR 12,25 persen. Sedangkan Bank BRI kredit korporasi 9,75 persen,
kredit ritel 11,5 persen, kredit mikro mencapai 19,25 persen, kredit KPR 10
persen, dan NON KPR 12 persen
KPPU(Komisi Pengawas Persaingan Usaha ) sendiri optimis
jika perbankan dapat merasionalisasi suku bunga kredit berdasar
"investment grade" tingkat suku bunga kredit perbankan Indonesia
dapat ditekan dibawah 10 persen pada 2014. Selain itu, juga akan mengusulkan
revisi Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dinilai sudah tidak relevan lagi dengan
kondisi masa kini. Pemerintah harus bertindak cepat dan baik supaya produk Indonesia dapat bersaing secara global
sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia dan dapat menyejahterakan rakyat.
STEP 5 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan :
1. Menjaga
stabilitas Bunga atau suku bunga dalam perbankan.
Sasaran :
1. Menurunkan
tingka suku bunga Bank.
2. UKM
atau perusahaan dapat meminjam modal dari bank dengan suku bunga yang rendah.
3. UKM
dan perusahaan dapat memnjam uang di bank dengan suku bunga rendah untuk proses
produksi, dan biaya pengiriman yang
lebih murah sehingga produksi bisa lebih banyak dan harga produk dapat bersaing secara global.
4. Daya
beli masyarakat meningkat
5. Permintaan
ekspor pasar dunia yang banyak.
6. Apabila
tingkat suku bunga menurun banyak UKM,PNPM yang bermunculan dan
perusahaan-perusahaan baru, sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja dan
mengurangi pengangguran.
7. Tidak
perlu impor dari luar negri missal
sembako,daging sapi, dll
STEP 6 APLIKASI COST- BENEFIT
KELOMPOK COST – BENEFIT
MASYARAKAT
. Terlilit hutang karena suku bunga yang tinggi
. Daya beli terhadap produk Indonesia rendah
karena harga tinggi.
. Masyrakat lebih suka membeli produk luar
karena lebih murah
Dan bagus.
PERUSAHAAN
. Produksi barang-barang menurun karena terhambatnya proses.
.
daya saing terhadap produk luar lemah.
.
perusahaan bangkrut.
.
terjadinya PHK
STEP 7 ALTERNATIF KEBIJAKAN
1. Meninjau
tentang penetapan suku bunga.
2. Menjaga
stabilitas bunga perbankan.
3. Menunrunkan
tingkat suku bunga kredit.
STEP 8 TENTUKAN ALTERNATIF TERBAIK
Pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan ekonomi moneter
tentang perbankan sekitar penetapan suku bunga.
Alternatife kebijakan ini sangat baik karena memang
pemerintah harus dapat meninjau dan harus dapat menstabilkan tingkat suku bunga
terutama pada perbankan dikarenakan tingkat suku bunga Indonesia sangat tinggi
dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainya apalagi Cina yang sekarang
menjadi raja dalam perdagangan dunia. Padahal tahun 2015 nanti Indonesia akan
menghadapi perdangan global produk-produk Indonesia harus dating dan bersaing
dengan Negara ASEAN lainnya. Menekan tingkat suku bunga adalah salah satu kunci
dalam perdangan dunia, dikarenakan tingkat suku bunga Indonesia sejauh ini
masih sangat tinggi apalagi suku bunga kredit untuk usaha-usaha mikro maupun
makro.
Pemerintah harus dapat memperbaiki perekonomian Indonesia
dengan baik karena itu adalah cara agar Indonesia dapat sejahtera dengan hasil
dan kekayaan Negara kita tanpa impor-impor barang.
Apabila pemerintah bekerja dengan baik saya yakin
Indonesia akan dapat menjadi lebiha baik lagi dari sekarang. Rakyat sejahtera
tiada kemiskinan pengangguran sedikit dan lapangan pekerjaan yang kian terbuka
lebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar