Translate

Rabu, 21 Agustus 2013

perekonomian Indonesia

                                                          KEBIJAKAN MONETER
                                                                   KASUS SUKU BUNGA
 NAMA : WAHYU PRATIWI S W
NIM       : F3612077
JUR        : KEUANGAN PERBANKAN (B)
                                                         
STEP 1 RUMUSAN MASALAH

PROBLEM : Suku bunga tinggi,mengakibatkan daya saing produk Indonesia lemah
     
        Daya saing ditentukan banyak factor, meliputi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal sendiri berkaitan dengan daya saing dan  keunggulan komparatif dari Negara lain yang menjadi pesaing Indonesia. Sebagai contoh , produk Y di Cina yang memiliki harga sangat murah dengan skala produksi yang besar sangat sulit untuk disaingi Indonesia. Ada juga faktor Internal yang menentukan daya saing produk, kususnya yang berkaitan erat degan faktor domestik seperti sumber daya manusia/kerja, investasi, biaya produksi, dan teknologi. Daya saing produk Idonesia dalam perdagangan internasional yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor Internal dari dalam negri dapat dikaitkan dengan adanya ekonomi biaya tinggi. Terdapat beberapa aspek yang menimbulkan high cost economy di Indonesia antara lain masalah tenaga kerja ,masalah suku bunga pinjaman yang tinggi.
    Masalah birokrasi/politik yang memakan biaya tidak sedikit ,dan masalah infrastruktur. Sebagaimana diketahui Pasar Tungal Asean akan mulai diberlakukan per 31 Desember 2015 yang artinya, perdagangan produk dan jasa antara negara anggota Asean sudah terbuka lebar. Siapa yang daya tahannya serta daya saingnya tinggi, dialah yang bisa bertahan dan siapa yang lemah, dia akan digilas oleh pasar bebas itu sendiri.‘’Namanya saja pasar bebas, yang menentukan nantinya adalah pasar dan tidak aka nada lagi intervensi pemerintah. Maka itu daya saing produk Indonesia harus segera ditingkatkan. Kalau tidak, kita hanya menjadi penoton saja dan negeri ini menjadi tujuan produk Negara lain”.

MASALAH SUKU BUNGA KREDIT.

Berbeda dengan suku bunga di cina atau Negara lain yang relative rendah guna menunjang pertumbuhan industri mereka, suku bunga kredit di Indonesia masih tinggi. Besarnya suku bunga ini berimplikasi pada semakin tingginya coast of loan yang harus di tanggung  perusahaan untuk memperoleh sumber pembiayaan. Suku bunga kredit usaha rakyat  (KUR) yang merukan sumber pendanaan yang paling potesial bagi sector UKM di Indonesia merupakan suku bunga  kredit  rakyat  tertinggi kedua di dunia. Setelah Myanmar . idealnya suku bunga kredit yang diperuntukan bagi sector pengembangan UKM adalah harus berada pada tingkat satu digit  atau maksimal 10%. Tetapi kenyataannya , saat ini suu bunga KUR unruk usaha mikro di Indonesia untuk pinjaman Rp 20 juta ke bawah sbesar 22%. Sementara itu untuk suku bunga KUR ritel untuk pinjaman Rp 20 juta- Rp 500 juta mencapai 14%. Sedangkan, suku bunga kredit di Negara ASEAN misal cina dan Thailand  hanya berkisar
4-8%. Oleh karena itu, produk-produk industry di Cina dan Thailand memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk dari Indonesia. Suku bunga kredit bank komersil di China hanya sebesar 5,31 persen, sementara Indonesia jauh lebih tinggi yakni sebesar 13,6 persen. Inilah yang menyebabkan minimnya perkembangan pertumbuhan produksi industri Indonesia yang hanya 2 persen di tahun 2009 sementara China mencapai 8,1 persen.

PRIORITAS MASALAH :
Tingginya Bunga Bank yang sulit ditekan menjadikan produk Indonesia sulit menyaingi produk-produk dari ASEAN khususnya Cina.

STEP 2 RUMUSKAN NILAI DALAM MASALAH

Nilai terkandung :
1.            Pemerintah perlu menjaga stabilitas bunga perbankan. 
Stabilitas bunga Bank adalah salah satu kebijakan moneter dari pemerintah . dengan menurunkan tingkat suku bunga pada bank sentral sehingga suku bunga kredit tidak terlalu tinggi dan dapat menunjang produksi produk-produk dalam negri sehingga  dapat diekspor keluar negri.
2.            Meninjau kembali kebijakan ekonomi moneter tentang perbankan sekitar penetapan suku bunga.
3.            Memperbaiki infrastruktur
 Pada dasarnya maslah infrastruktur yang memadai diharapkan dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi. Kondisi infrastruktur (khususnya infrastruktur jalan raya dan pelabuhan ) yang kurang memadai itu dapat mengambat barang ekspor ke luar negeri .

KASUS :
Kasus yang terjadi pada awal-awal tahun 2013 tentang kenaikan semua bahan-bahan pangan, maupun bahan bakar minyak gas maupun non gas.
Pedagang-pedagang yang banyak mengimpor barang dari luar yang dikarenakan lebih murah dan bagus berbeda dengan barang lokal yang terlalu mahal dan kualitas yang buruk, hal ini disebabkan proses produksi yang terlalu mahal karena modal atau uang pinjaman yang digunakan untuk produksi dari bank tersebut  memberikan tingkat suku bunga terlalu tinggi.

STEP 3 FOKUS BATAS MASALAH

LOKASI MASALAH : lokasi masalah ini berada di wilayah nasional Indonesia .
RENTANG WAKTU ADANYA PROBLEM :
Akhir periode APRIL 2013 .


STEP 4 KEMBANGKAN DATA PENDUKUNG UTNUK LOKASI MASALAH

Prioritas Masalah

Tingginya Bunga Bank yang sulit ditekan menjadikan produk Indonesia sulit menyaingi produk-produk dari ASEAN khususnya Cina. Dikarenakan tingginya suku bunga khususnya bunga kredit pada bank yang masih berkisar antara 14 persen hal ini berbeda dengan Negara-negara ASEAN lainnya seperti Cina, Singapura, Thailand , dll yang dibawah 10 persen. Padahal tahun 2015 mendatang Indonesia akan menghadapai persaingan global. Apabila tingkat suku bunga tersebut tidak dapat ditekan akan mengakibatkan Indonesia tidak dapat bersaing dengan Negara-negara lainnya. Sehingga mengakibatkan turunnya tingkat produksi produk-produk Indonesia khususnya produk UKM . dan dapat mengakibatkan tutupnya sektor perusahaan.
Sejauh ini dari 128 bank di Indonesia, tiga diantaranya dinilai paling dominan dan berpengaruh terhadap penentuan suku bunga kredit yakni Bank Mandiri, BNI, dan. BRI. Karena Bank tersebut memiliki tingkat suku bunga yang tinggi disbanding Bank-Bank yang lain. Bank Mandiri kredit korporasi 10 persen, kredit ritel mencapai 12 persen,kredit mikro 22 persen, kredit KPR 10,75 persen, dan NON KPR 12 persen. Bank BNI kredit korporasi 10 persen, kredit ritel 11,6 persen, kredit mikro 11,6 persen, kredit KPR 10,65 persen, dan NON KPR 12,25 persen. Sedangkan Bank BRI kredit korporasi 9,75 persen, kredit ritel 11,5 persen, kredit mikro mencapai 19,25 persen, kredit KPR 10 persen, dan NON KPR 12 persen
KPPU(Komisi Pengawas Persaingan Usaha ) sendiri optimis jika perbankan dapat merasionalisasi suku bunga kredit berdasar "investment grade" tingkat suku bunga kredit perbankan Indonesia dapat ditekan dibawah 10 persen pada 2014. Selain itu, juga akan mengusulkan revisi Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dinilai sudah tidak relevan lagi dengan kondisi masa kini. Pemerintah harus bertindak cepat dan baik supaya  produk Indonesia dapat bersaing secara global sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia dan dapat menyejahterakan rakyat.

STEP 5 TUJUAN DAN SASARAN

 Tujuan :
1.            Menjaga stabilitas Bunga atau suku bunga dalam perbankan.
Sasaran :
1.            Menurunkan tingka suku bunga Bank.
2.            UKM atau perusahaan dapat meminjam modal dari bank dengan suku bunga yang rendah.
3.            UKM dan perusahaan dapat memnjam uang di bank dengan suku bunga rendah untuk proses produksi, dan biaya pengiriman yang  lebih murah sehingga produksi bisa lebih banyak dan harga produk  dapat bersaing secara global.
4.            Daya beli masyarakat meningkat
5.            Permintaan ekspor pasar dunia yang banyak.
6.            Apabila tingkat suku bunga menurun banyak UKM,PNPM yang bermunculan dan perusahaan-perusahaan baru, sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.
7.            Tidak perlu impor dari luar negri missal  sembako,daging sapi, dll

STEP 6 APLIKASI COST- BENEFIT

KELOMPOK                               COST – BENEFIT

MASYARAKAT              . Terlilit hutang karena suku bunga yang tinggi
                              .  Daya beli terhadap produk Indonesia rendah karena harga tinggi.
                              .  Masyrakat lebih suka membeli produk luar karena lebih murah                    
                                              Dan bagus.
                                             
PERUSAHAAN               . Produksi barang-barang menurun karena terhambatnya proses.
                                          . daya saing terhadap produk luar  lemah.
                                          . perusahaan bangkrut.
                                          . terjadinya PHK



STEP 7 ALTERNATIF KEBIJAKAN

1.            Meninjau tentang penetapan suku bunga.
2.            Menjaga stabilitas bunga perbankan.
3.            Menunrunkan tingkat suku bunga kredit.


STEP 8 TENTUKAN ALTERNATIF TERBAIK


Pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan ekonomi moneter tentang perbankan sekitar penetapan suku bunga.

Alternatife kebijakan ini sangat baik karena memang pemerintah harus dapat meninjau dan harus dapat menstabilkan tingkat suku bunga terutama pada perbankan dikarenakan tingkat suku bunga Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainya apalagi Cina yang sekarang menjadi raja dalam perdagangan dunia. Padahal tahun 2015 nanti Indonesia akan menghadapi perdangan global produk-produk Indonesia harus dating dan bersaing dengan Negara ASEAN lainnya. Menekan tingkat suku bunga adalah salah satu kunci dalam perdangan dunia, dikarenakan tingkat suku bunga Indonesia sejauh ini masih sangat tinggi apalagi suku bunga kredit untuk usaha-usaha mikro maupun makro.
Pemerintah harus dapat memperbaiki perekonomian Indonesia dengan baik karena itu adalah cara agar Indonesia dapat sejahtera dengan hasil dan kekayaan Negara kita tanpa impor-impor barang.
Apabila pemerintah bekerja dengan baik saya yakin Indonesia akan dapat menjadi lebiha baik lagi dari sekarang. Rakyat sejahtera tiada kemiskinan pengangguran sedikit dan lapangan pekerjaan yang kian terbuka lebar.





Tidak ada komentar: